[REKOMENDASI BUKU]
Ada orangtua yang bertanya pada kami, mengapa kami menggunakan kata seks dan seksualitas untuk beberapa materi kami.
Dikatakan, hal ini janggal. Jika isinya sebuah materi perilaku kebaikan dan pembentukan akhlak, mengapa namanya harus pendidikan seks? Janggal dan tidak masuk makna hakiki dari tata bahasa manapun.
Menurut beliau, dalam Islam pendidikan di berikan dan dinamai secara proporsional dan jelas.
Karena Rasulullah memerintahkan meninggalkan debat, baik posisi kita benar atau salah, kami rekomendasikan saja buku panduan yang bisa jadi rujukan orangtua untuk mendidik mengenai seks dan seksualitas bagi anak-anaknya.
Buku ini tidak hanya menjelaskan bagaimana mendidik seputar seks pada anak, namun juga menjelaskan bagaimana mendidik kecerdasan emosinya, kecerdasan sosialnya, kecerdasan kognitifnya, dan masih banyak lagi sehingga terbentuklah pendidikan seksualitas yang utuh bagi anak.
Mari tinggalkan tabu, ayah bunda..
Selain kita bertanggungjawab atas anak kita, ia pun membutuhkan pendidikan ini dari kita. Jika tidak, ia akan mencarinya sendiri dari teman yang mungkin sama-sama tidak tahu, atau dari google yang memberi tahu lebih dari apa yang butuh ia ketahui.
Ditulis Pada: 05 June 2016, Pukul: 01:57:58
Ada orangtua yang bertanya pada kami, mengapa kami menggunakan kata seks dan seksualitas untuk beberapa materi kami.
Dikatakan, hal ini janggal. Jika isinya sebuah materi perilaku kebaikan dan pembentukan akhlak, mengapa namanya harus pendidikan seks? Janggal dan tidak masuk makna hakiki dari tata bahasa manapun.
Menurut beliau, dalam Islam pendidikan di berikan dan dinamai secara proporsional dan jelas.
Karena Rasulullah memerintahkan meninggalkan debat, baik posisi kita benar atau salah, kami rekomendasikan saja buku panduan yang bisa jadi rujukan orangtua untuk mendidik mengenai seks dan seksualitas bagi anak-anaknya.
Buku ini tidak hanya menjelaskan bagaimana mendidik seputar seks pada anak, namun juga menjelaskan bagaimana mendidik kecerdasan emosinya, kecerdasan sosialnya, kecerdasan kognitifnya, dan masih banyak lagi sehingga terbentuklah pendidikan seksualitas yang utuh bagi anak.
Mari tinggalkan tabu, ayah bunda..
Selain kita bertanggungjawab atas anak kita, ia pun membutuhkan pendidikan ini dari kita. Jika tidak, ia akan mencarinya sendiri dari teman yang mungkin sama-sama tidak tahu, atau dari google yang memberi tahu lebih dari apa yang butuh ia ketahui.
Ditulis Pada: 05 June 2016, Pukul: 01:57:58
Komentar
Posting Komentar