.
Ada mitos yang berkembang di kalangan ibu muda, dipercaya turun temurun, tapi akhir-akhir ini menuai kontroversi : BAU TANGAN.
Bagi mereka yang percaya, terlalu sering menggendong anak memicu apa yang disebut bau tangan, situasi dimana anak bersikap manja dan "nempel" tidak bisa ditinggal orangtuanya.
Bagi yang menganggap mitos, tidak ada kaitannya anak manja dengan terlalu sering digendong dan dipeluk.
Bayi terlahir dengan "pusat penghasilan emosi" di otak yang berkembang lebih cepat daripada "pusat penafsiran dan kendali emosi", sehingga mereka memiliki emosi yang meletup-letup. Penghasilan emosi pada bayi yang baru lahir merupakan bentuk komunikasi tentang kebutuhannya.
Ternyata, orangtua yang lebih sensitif terhadap kebutuhan bayi dan cepat merespons tanda-tanda emosi, cenderung membesarkan anak yang bisa mengatur emosi dengan lebih baik.
Anak yang lebih mampu mengelola emosi, lebih baik dalam pengendalian diri. Pengendalian diri yang baik mendorong kemampuan anak untuk berempati lebih baik.
Segera menggendong dan memeluk bayi yang emosinya sedang bermasalah, selain memperkuat bonding (attachment) dengan pengasuh, juga berpotensi melatih kemampuan pengendalian diri lebih baik karena pengasuh memiliki kesempatan lebih banyak untuk menamai perasaan dan menyarankan cara konstruktif untuk menghadapi perasaan-perasaan tersebut.
Jika kita pernah mendengar "French parenting" yang membiarkan anak menangis hingga 30 menit, bahkan hingga mereda sendiri, sangat tidak dianjurkan berdasarkan prinsip "brain based parenting". Diamnya anak bukan berarti melatih anak mampu mengontrol emosinya, justru beresiko membuat anak merasa diabaikan.
Anak di bawah usia 2 tahun sedang ada dalam fase "belajar percaya pada dunia" dari orang terdekatnya, bahwa ketika ia dalam masalah akan ada yang menolong dan melindunginya. Fase ini sangat perlu dilalui dengan "rasa diterima", karena ini adalah bekal anak merasa aman hidup di dunia dan membuatnya percaya diri.
Namun, terlalu sering menggendong anak di saat emosi anak baik-baik saja beresiko menghambat perkembangan fisik anak. Anak yang ada pada masa stimulasi duduk dan merangkak ataupun berjalan, perlu diberi kesempatan sebanyak-banyaknya melakukan itu agar ia belajar posisi duduk yang benar, merangkak yang benar, dan berjalan yang benar. Menggendongnya justru menghambat proses belajar.
#BrainBasedParenting
#YKBH
#YayasanKitadanBuahHati
#Parenting
Ditulis Pada: 25 April 2017, Pukul: 04:13:46
Komentar
Posting Komentar