KEAJAIBAN DI BALIK PERMAINAN "CILUK BAA"
Siapa yang tidak pernah mengenal permainan ini, permainan "Ciluk Baa" namanya. Di negara eropa dan amerika disebut juga permainan "Peek a Boo".
Kita mengenal permainan ini sebagai warisan. Tapi, tak disangka betapa bermanfaatnya permainan ini.
Saat bermain permainan ini, terbentuk momen saling memperhatikan dan interaksi antara bayi dan pengasuh. Bagi kita pengasuhnya, permainan ini hanyalah hal yang menyenangkan karena kita mendapat "hadiah" senyum bayi yang lucu. Tidak hanya itu bagi bayi.
Saat bayi melihat ekspresi wajah kita, mendengar kata-kata atau sekedar intonasi suara yang berulang-ulang, adalah momen penting dalam perkembangan otak bayi.
Center on the Developing Child Universitas Harvard menyatakan bahwa faktor yang paling berpengaruh bagi perkembangan otak anak adalah INTERAKSI. Terutama jika melibatkan AKTIFITAS FISIK dan dibalut dalam suasana yang MENYENANGKAN.
Di usia anak, bagian otak yang sedang berkembang pesat adalah Pusat Gerak, Pusat Bahasa, Pusat Penglihatan, Pusat Emosi, Pusat Memori, dan Pusat Kontrol Perilaku (Pengendalian Diri). Permainan Ciluk Baa menstimulus ke-enam pusat tersebut.
Keriaan yang tercipta saat bermain dan berinteraksi melalui permainan Ciluk Baa membentuk attachment atau bonding atau kelekatan antara pengasuh dan bayi.
Attachment atau kelekatan inilah kuncinya.
Dalam buku Welcome to Your Child's Brain, Sandra Aamodt menyatakan bahwa sejumlah studi jangka panjang menemukan bahwa kelekatan yang tercipta di masa kanak-kanak awal akan membuahkan kecakapan sosial yang lebih baik di usia lebih besar, terutama pada anak dengan tempramen pemalu.
Selain itu, kelekatan yang telah terbentuk sejak usia 1 tahun juga membuahkan pengendalian diri lebih baik pada usia 2 tahun hingga 6 tahun, dan empati lebih tinggi pada usia 13 tahun.
Selain itu, permainan Ciluk Baa juga membuat anak lebih rendah mengalami kecemasan akibat perpisahan (separation anxiety). Selain menutup wajah kita saat bermain Ciluk Baa, coba juga dengan bermain Ciluk Baa dengan bantuan tembok atau pintu.
Bersembunyilah di balik tembok atau pintu selama 2 detik dan semakin lama hingga 2 menit, lalu kejutkan anak kita. Hal ini akan membantu anak mengerti bahwa kita akan selalu menemuinya segera setelah kita pergi sejenak.
#BrainBasedParenting
#YKBH
#YayasanKitadanBuahHati
#Parenting
Ditulis Pada: 15 May 2017, Pukul: 09:41:58
Siapa yang tidak pernah mengenal permainan ini, permainan "Ciluk Baa" namanya. Di negara eropa dan amerika disebut juga permainan "Peek a Boo".
Kita mengenal permainan ini sebagai warisan. Tapi, tak disangka betapa bermanfaatnya permainan ini.
Saat bermain permainan ini, terbentuk momen saling memperhatikan dan interaksi antara bayi dan pengasuh. Bagi kita pengasuhnya, permainan ini hanyalah hal yang menyenangkan karena kita mendapat "hadiah" senyum bayi yang lucu. Tidak hanya itu bagi bayi.
Saat bayi melihat ekspresi wajah kita, mendengar kata-kata atau sekedar intonasi suara yang berulang-ulang, adalah momen penting dalam perkembangan otak bayi.
Center on the Developing Child Universitas Harvard menyatakan bahwa faktor yang paling berpengaruh bagi perkembangan otak anak adalah INTERAKSI. Terutama jika melibatkan AKTIFITAS FISIK dan dibalut dalam suasana yang MENYENANGKAN.
Di usia anak, bagian otak yang sedang berkembang pesat adalah Pusat Gerak, Pusat Bahasa, Pusat Penglihatan, Pusat Emosi, Pusat Memori, dan Pusat Kontrol Perilaku (Pengendalian Diri). Permainan Ciluk Baa menstimulus ke-enam pusat tersebut.
Keriaan yang tercipta saat bermain dan berinteraksi melalui permainan Ciluk Baa membentuk attachment atau bonding atau kelekatan antara pengasuh dan bayi.
Attachment atau kelekatan inilah kuncinya.
Dalam buku Welcome to Your Child's Brain, Sandra Aamodt menyatakan bahwa sejumlah studi jangka panjang menemukan bahwa kelekatan yang tercipta di masa kanak-kanak awal akan membuahkan kecakapan sosial yang lebih baik di usia lebih besar, terutama pada anak dengan tempramen pemalu.
Selain itu, kelekatan yang telah terbentuk sejak usia 1 tahun juga membuahkan pengendalian diri lebih baik pada usia 2 tahun hingga 6 tahun, dan empati lebih tinggi pada usia 13 tahun.
Selain itu, permainan Ciluk Baa juga membuat anak lebih rendah mengalami kecemasan akibat perpisahan (separation anxiety). Selain menutup wajah kita saat bermain Ciluk Baa, coba juga dengan bermain Ciluk Baa dengan bantuan tembok atau pintu.
Bersembunyilah di balik tembok atau pintu selama 2 detik dan semakin lama hingga 2 menit, lalu kejutkan anak kita. Hal ini akan membantu anak mengerti bahwa kita akan selalu menemuinya segera setelah kita pergi sejenak.
#BrainBasedParenting
#YKBH
#YayasanKitadanBuahHati
#Parenting
Ditulis Pada: 15 May 2017, Pukul: 09:41:58
Komentar
Posting Komentar