Langsung ke konten utama

JANGAN PILIH-PILIH TEMAN! BENERAN?!

JANGAN PILIH-PILIH TEMAN! BENERAN?!
.
.
Dua hari yang lalu saya beraktivitas menggunakan transportasi ojek online. Hal ini saya putuskan karena mobilitas yang cukup banyak di hari tersebut agar saya tidak terlalu lelah. Seperti biasa, sambil menikmati perjalanan yang penuh kepadatan lalu lintas saya berbincang-bincang bersama pak Driver tentang banyak hal.
.
Di tengah-tengah perjalanan, tiba-tiba pak Driver berkata, "Saya nyesel banget Mas sama diri saya".
.
Lalu, saya pun mencoba menanyakan penyebab yang membuat pak Driver (D) menyesal.
.
D : Iya mas, saya nyesel. Teman-teman saya sudah berpangkat Letnan Satu/Dua, Letkol, bahkan ada yang sudah jadi Jendral. Mereka semua punya banyak mobil, tinggal di rumah bagus, dan hidup dengan penuh kebahagiaan. Sedangkan saya? Hidupnya dengan penghasilan yang tak menentu. Wah... pokoknya nyesel banget deh hidup kayak gini dibanding dengan kehidupan teman-teman saya.
.
Saya pun mencoba menenangkan pak Driver dan meluapkan emosi kekesalannya, lalu saya bertanya : Emangnya apa yang bapak lakukan pada saat itu?
.
D : Saya dulu anak nakal dan tak pernah nurut terhadap ortu. Saat masuk usia remaja segala bentuk perilaku negatif hampir saya lakukan semua, mulai dari minum miras, bolos sekolah, merokok, berganti-ganti pacar, hingga memakai uang sekolah untuk bermain. Anehnya, itu semua saya lakukan karena saya diajak/dipengaruhi teman.
.
Saya : Kira-kira apa yang membuat bapak melakukan itu?
.
Driver : Kayaknya gara-gara saya ENGGAK PUNYA TUJUAN HIDUP alias CITA-CITA mas. Padahal Ayah saya sudah mengarahkan saya untuk masuk Angkatan/Tentara. Namun, saya tidak mau seperti Ayah saya yang menjadi Tentara. Saya waktu itu (SMP) bilang mau jadi apa aja deh yang penting bukan tentara. Sejak kejadian itulah saya menjadi mudah untuk diajak ini itu tanpa berpikir dulu. Ini semua juga gara-gara teman sih sebenernya.
.
Saya : Emang ada pengaruhnya ya pak antara Tujuan Hidup dan Pengaru Teman?
.
Driver : Pasti donk mas. Saya merasakannya sendiri. Andaikata saya punya cita-cita jadi Tentara maka saya akan menolak ajakan teman saya utk merokok, mabuk, dan minum bir. Tapi karna saya gak punya cita-cita yg jelas maka saya jadi ikutan merokok dan perilaku negatif lainnya deh tanpa berpikir panjang.
.
Saya : Lalu apa yang ingin bapak lakukan sekarang?
.
Driver : Saya mau ceritain ini ke anak saya, biar anak saya enggak mengikuti jejak saya. Saya udah kasih tahu ke anak saya supaya pilih temen yang baik-baik. Kadang temen yang udab baik juga ngajak hal yang buruk, apalagi temen yang buruk. Makanya mending pilih temen yang bener-bener baik deh.
.
Saya : Lalu apalagi pak?
.
Driver : Intinya mas, pertemanan saat Remaja biasanya banyak ajakan-ajakan dari temen untuk ini itu. Jadi kita perlu BERPIKIR. Apakah ajakan teman kita berdampak terhadap masa depan kita atau tidak, pertimbangan baik atau buruk?
.
Setelah mengucapkan kalimat tersebut, saya langsung terharu pada pak Driver. Karena pemikirannya mantep banget seperti orang yang berpendidikan tinggi.
.
Diakhir percakapan, bapak driver juga berpesan kepada saya "Tolong mas, sampaikan kisah ini ke semua anak & remaja yang mas temui dan ajarkan. Supaya tidak menyesal hidupnya seperti saya."
.
"Oke pak kalo gitu, terima kasih pak atas inspirasinya." ucap saya sebelum turun dari kendaraannya.
.
Dari perkataan yang diucapkan pak Driver, saya hanya ingin sedikit berbagi tips untuk diri dan keluarga saya serta keluarga Indonesia :
.
1. AJARKAN ANAK KITA UNTUK MEMILIH TEMAN yang benar-benar baik. Saat usia remaja, anak kita memiliki kecenderungan lebih senang bergaul dan percaya pada teman.
.
2. LATIH ANAK UNTUK BERPIKIR terlebih dahulu saat diajak teman melakukan sesuatu. Apakah ajakan tersebut baik atau buruk? Berdampak positif atau berdampak negatif? Bermanfaat atau malah justru merugikan?
.
3. DORONG ANAK UNTUK MEMILIKI CITA-CITA dan serius mengggapainya, agar ia tidak mudah diajak hal-hal yang kurang baik. Ingatkan anak untuk mengingat cita-citanya ketika ia berada dalam situasi diajak teman untuk melakukan hal yang buruk.
.
4. KEKUATAN DOA perlu sekali. Doa orangtua adalah doa yang diijabah, ajak juga anak kita untuk banyak-banyak berdoa agar benar-benar dihindari dari godaan/tantangan yang negatif di zaman sekarang ini.
.
Itulah sedikit share yang mungkin bisa dijadikan bahan pembelajaran. Pekan depan akan lebih detail lagi untuk menjelaskan bagaimana caranya mendidik anak agar ia cakap memilih teman. Simak terus ya 
.
Syarief Ahmad
Konselor Remaja YKBH

#ykbh
#diarykbh
#remaja
#motivasi
#inspirasi
#IslamicBasedParenting


Ditulis Pada: 07 April 2017, Pukul: 05:37:29

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sarra Risman | Saya dibesarkan dengan tujuan. Ada target, ada finish line, ada goal. Tidak sekedar menjadi ‘anak shalihah yang berguna bagi keluarga, agama, dan bangsa’, seperti doa-doa umum yang seri

Saya dibesarkan dengan tujuan. Ada target, ada finish line, ada goal. Tidak sekedar menjadi 'anak shalihah yang berguna bagi keluarga, agama, dan bangsa', seperti doa-doa umum yang sering kita katakan ketika mendengar berita kelahiran seorang bayi. Dari saya kecil, ibu saya tampaknya sudah mengikuti 'developmental milestone' yang menjelaskan bahwa anak usia segini, seharusnya sudah bisa begini. Kami dapat tugas khusus masing-masing, seperti kakak jadi tukang cuci baju, saya ahli cuci kamar mandi, dan adik sapu dan pel. Tugas tersebut berotasi sesuai usia, kebutuhan, dan (karena kami hidup nomaden) tempat tinggal. Tentunya rumah di Amerika, yang tertutup karpet dari ujung ke ujung, tidak membutuhkan sapu dan pel. Tugas juga di bagi sesuai dengan kebutuhan, jadi ketika ramadhan tiba, dan pembantu pulang, kakak bertugas menyiapkan sahur, saya dan adik merapihkan setelah sahur. Siangan dikit kakak memasak, adik mencuci, saya tukang setrika. Sampai kesepakatan rotasi berikut...

Silmy Risman | #SilmyShares:

#SilmyShares: Bersyukur itu seperti cinta. Tidak banyak makna jika cuma berbentuk kata-kata. Ia lebih nyata jika ditunjukkan lewat perilaku dan sikap kita. Saya beri contoh ya. Kalau ada pasangan A, yang suaminya bilang "I love you deh Say.." setiap hari tapi sikapnya kasar atau bahasa tubuhnya tidak hangat dan sering nyindir atau marah.. Dan pasangan B yang suaminya jarang memberikan kata-kata cinta tapi sering senyum, suka memuji dan ringan dalam membantu urusan anak atau pekerjaan di rumah.. Dalam jangka panjang, pilih mana? Nah sama dengan bersyukur. Kalau cuma menyatakan diri sebagai hamba tuhan yang bersyukur tapi setiap hari mengeluh, iri, dan ngomongin orang... Mana syukurnya? Nggak dihitung dan pastinya (apalagi bagi orang-orang sekitar) tidak terasa. Syukur itu harus sempat. Jangan hanya dalam doa setelah shalat (yang kadang itupun masih suka telat hehehe). Mulai bersyukur dari hal-hal kecil; masih punya tempat tinggal, bisa garuk kalau gatal (bayangin kalo nggak ...

Wina Risman | Memasukkan anak sekolah:

Memasukkan anak sekolah: Untuk anak atau ibu? Iya, saya paham. 10 menit keheningan terkadang sangat diperlukan seorang ibu,untuk tetap waras. Apalagi mereka yang mempunyai dua balita dibawah satu atap. Rangkaian pekerjaan yang sudah tersusun rapi di otak, detik ketika kita bangun pagi, seakan sudah menjadi otomatis tersedia. Satu menyambung dengan yang lainnya, hingga tak terasa, sudah waktunya mentari tenggelam lagi. Bahkan, setelah malampun tiba, masih ada sederet dua benda tersisa yang mesti diselesaikan, sebelum akhirnya tubuh mendapatkan haknya untuk baring dan kaki untuk selonjoran. Iya saya paham. Hanya saja, berangkat dari kepenatan harian yang sudah menahun, membuat seorang ibu seakan-akan merasa punya alasan, kenapa buah hatinya mesti segera disekolahkan. Sudah bosan di rumah Biar belajar bergaul Menstimulus berbicara Belajar sharing dan bermain bersama Anaknya sudah minta dll, dll... Sebetulnya, jika ditanya, terutama pada ibu yang menyekolahkan anaknya diusia 3th atau sebe...