Langsung ke konten utama

πŸ“’πŸ“’ INFORMASI PENTING...! ======================== Bismillaah.... Ayah Bunda..... Tahukah kita....., bahaya paling besar yg kita hadapi sekarang ini adalah bahwa kita tidak tahu jika kita dalam baha

πŸ“’πŸ“’ INFORMASI PENTING...!
========================

Bismillaah....

Ayah Bunda.....

Tahukah kita....., bahaya paling besar yg kita hadapi sekarang ini adalah bahwa kita tidak tahu jika kita dalam bahaya.
Kita tidak sadar bahwa internet, pornografi, dan games online telah merusak anak-anak kita.

Banyak anak yang kecanduan internet (sosmed, game, dll) sehingga betah berlama-lama di depan komputer atau pegang gadget.

Ayah Bunda....,

Apa yang dapat kita lakukan untuk melindungi anak kita dari bahaya kecanduan internet, pornografi dan games online...???

Yok temukan jawabannya dalam seminar pendidikan dengan tema :

πŸ“΅"MENGENALI dan MENGATASI KECANDUAN ANAK pada INTERNET, PORNOGRAFI dan GAMES ONLINE"

πŸŽ™ Pembicara : Ibu Elly Risman, M.Psi
( Pendiri & direktur Yayasan Kita dan Buah Hati )

πŸ“† Hari/tanggal : Sabtu/13 Agustus 2016

⌚Jam : 08.00-13.00

🏨 Tempat : Ballroom Hotel Sahid Jaya, Lippo Cikarang
Jl. M.H Thamrin Kav.103, Lippo Cikarang, Bekasi

πŸ’Ά HTM :
☑ Ortu AHIS & Alumni : Rp 155.000
☑ Umum :
Early Bird : Rp 175.000,-
Regular : Rp 195.000,-
Guru : Rp 155.000

🎁 Fasilitas :
πŸ”Ί Coffee break
πŸ”Ί Lunch
πŸ”Ί Goody bag
πŸ”Ί Seminar kit
πŸ”Ί Doorprize

☎ Tiket online :
085921300490 ( Ririn )
081212660928 ( Catur )
081223006674 ( Cucu )
081931374414 ( Ira )

πŸ”Š Informasi bazaar dan sponsorship :
081905044477 ( Mia )

⛔Note :
Tidak diperkenankan membawa anak usia 6 bulan ke atas ke dalam ruang seminar.

πŸ”–Tersedia :
»» Kids corner @ Rp 50.000,- /anak
»» Bazaar

Buruan Daftar....! Tempat terbatas.
___________
πŸ’ Presented by MMS AHIS PRIMARY


Ditulis Pada: 21 July 2016, Pukul: 07:46:57

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sarra Risman | Saya dibesarkan dengan tujuan. Ada target, ada finish line, ada goal. Tidak sekedar menjadi ‘anak shalihah yang berguna bagi keluarga, agama, dan bangsa’, seperti doa-doa umum yang seri

Saya dibesarkan dengan tujuan. Ada target, ada finish line, ada goal. Tidak sekedar menjadi 'anak shalihah yang berguna bagi keluarga, agama, dan bangsa', seperti doa-doa umum yang sering kita katakan ketika mendengar berita kelahiran seorang bayi. Dari saya kecil, ibu saya tampaknya sudah mengikuti 'developmental milestone' yang menjelaskan bahwa anak usia segini, seharusnya sudah bisa begini. Kami dapat tugas khusus masing-masing, seperti kakak jadi tukang cuci baju, saya ahli cuci kamar mandi, dan adik sapu dan pel. Tugas tersebut berotasi sesuai usia, kebutuhan, dan (karena kami hidup nomaden) tempat tinggal. Tentunya rumah di Amerika, yang tertutup karpet dari ujung ke ujung, tidak membutuhkan sapu dan pel. Tugas juga di bagi sesuai dengan kebutuhan, jadi ketika ramadhan tiba, dan pembantu pulang, kakak bertugas menyiapkan sahur, saya dan adik merapihkan setelah sahur. Siangan dikit kakak memasak, adik mencuci, saya tukang setrika. Sampai kesepakatan rotasi berikut...

Silmy Risman | #SilmyShares:

#SilmyShares: Bersyukur itu seperti cinta. Tidak banyak makna jika cuma berbentuk kata-kata. Ia lebih nyata jika ditunjukkan lewat perilaku dan sikap kita. Saya beri contoh ya. Kalau ada pasangan A, yang suaminya bilang "I love you deh Say.." setiap hari tapi sikapnya kasar atau bahasa tubuhnya tidak hangat dan sering nyindir atau marah.. Dan pasangan B yang suaminya jarang memberikan kata-kata cinta tapi sering senyum, suka memuji dan ringan dalam membantu urusan anak atau pekerjaan di rumah.. Dalam jangka panjang, pilih mana? Nah sama dengan bersyukur. Kalau cuma menyatakan diri sebagai hamba tuhan yang bersyukur tapi setiap hari mengeluh, iri, dan ngomongin orang... Mana syukurnya? Nggak dihitung dan pastinya (apalagi bagi orang-orang sekitar) tidak terasa. Syukur itu harus sempat. Jangan hanya dalam doa setelah shalat (yang kadang itupun masih suka telat hehehe). Mulai bersyukur dari hal-hal kecil; masih punya tempat tinggal, bisa garuk kalau gatal (bayangin kalo nggak ...

Wina Risman | Memasukkan anak sekolah:

Memasukkan anak sekolah: Untuk anak atau ibu? Iya, saya paham. 10 menit keheningan terkadang sangat diperlukan seorang ibu,untuk tetap waras. Apalagi mereka yang mempunyai dua balita dibawah satu atap. Rangkaian pekerjaan yang sudah tersusun rapi di otak, detik ketika kita bangun pagi, seakan sudah menjadi otomatis tersedia. Satu menyambung dengan yang lainnya, hingga tak terasa, sudah waktunya mentari tenggelam lagi. Bahkan, setelah malampun tiba, masih ada sederet dua benda tersisa yang mesti diselesaikan, sebelum akhirnya tubuh mendapatkan haknya untuk baring dan kaki untuk selonjoran. Iya saya paham. Hanya saja, berangkat dari kepenatan harian yang sudah menahun, membuat seorang ibu seakan-akan merasa punya alasan, kenapa buah hatinya mesti segera disekolahkan. Sudah bosan di rumah Biar belajar bergaul Menstimulus berbicara Belajar sharing dan bermain bersama Anaknya sudah minta dll, dll... Sebetulnya, jika ditanya, terutama pada ibu yang menyekolahkan anaknya diusia 3th atau sebe...