Langsung ke konten utama

Dear smart parents

Dear smart parents
Sudah amankah gadget kita dari konten atau postingan pornografi? Coba dicek postingan di grup wa ataupun iklan-iklan yang tiba-tiba muncul di akun media sosial kita . Era 90an pornografi dipaparkan lewat hardcopy seperti majalah ,komik dan novel. Mudah bagi orang tua untuk sweeping isi tas dan kamar anak-anaknya. Tapi di era digital ini,file-file pornografi sangat mudah untuk disembunyikan di balik kotak kecil bernama gadget. Pakar parenting dari Yayasan Kita dan Buah Hati Ibu Ely Risman mengatakan bahwa : Your Family is Under Attack by Pornografi ( eramuslim,10 Mei 2011). Ini pernyataan 5 tahun lalu yang kepintaran tehnologi masih belum secepat sekarang. Menteri Sosial Ibu Khofifah Indar Parawansah juga menyebutkan bahwa : Indonesia dalam kondisi darurat pornografi yang memerlukan upaya preventuf dan kuratif agar generasi bangsa selamat ( Rebublika /16 September 2015)

Kasus almarhumah Yuyun kemarin menjadi pelajaran penting bagi kita sebagai orang tua bahwa anak-anak kita merupakan korban dan sasaran pornografi. Para pemerkosa selain dalam kondisi mabuk juga menonton video asusila dari hp. Belum usai kasus ini muncul lagi kasus baru di Lampung. Dan masih banyak sekali kasus akibat pornografi yang terjadi di sekitar kita hanya banyak yang malu untuk mengungkapkan.

Akankah kita rela anak-anak yang kita lahirkan dengan taruhan nyawa jadi korban arau bahkan pecandu pornografi..na'udzubillah
Semoga Allah jaga dan lindungi anak-anak kita. Selain kekuatan doa kitanpun harus punya ilmunya agar tahu bagaimana mencegah anak-anak dari paparan pornografi.

Karenanya Rumah Keluarga Indonesia Cipayung sebagai bentuk kepedulian terhadap mewabahnya masalah pornografi ini menyelenggarakan seminar parenting pada :

📆 Hari/tanggal : Sabtu/21 Mei 2016

⌚Jam : 08.00-12.00

💻 Tema : Mengenal dan Mengatasi Kecanduan Anak pada Games dan Internet Pornografi

💐Pembicara : Ibu Ely Risman (YKBH)

⛺ Tempat : Aula Masjid Al Falah jalan Bambu Apus Raya no 55

💶 HTM : 85rb ( 1 orang)
150rb ( 2 orang)

☎ Pendaftaran :Wulan (081932793265)


Ditulis Pada: 12 May 2016, Pukul: 04:51:53

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sarra Risman | Saya dibesarkan dengan tujuan. Ada target, ada finish line, ada goal. Tidak sekedar menjadi ‘anak shalihah yang berguna bagi keluarga, agama, dan bangsa’, seperti doa-doa umum yang seri

Saya dibesarkan dengan tujuan. Ada target, ada finish line, ada goal. Tidak sekedar menjadi 'anak shalihah yang berguna bagi keluarga, agama, dan bangsa', seperti doa-doa umum yang sering kita katakan ketika mendengar berita kelahiran seorang bayi. Dari saya kecil, ibu saya tampaknya sudah mengikuti 'developmental milestone' yang menjelaskan bahwa anak usia segini, seharusnya sudah bisa begini. Kami dapat tugas khusus masing-masing, seperti kakak jadi tukang cuci baju, saya ahli cuci kamar mandi, dan adik sapu dan pel. Tugas tersebut berotasi sesuai usia, kebutuhan, dan (karena kami hidup nomaden) tempat tinggal. Tentunya rumah di Amerika, yang tertutup karpet dari ujung ke ujung, tidak membutuhkan sapu dan pel. Tugas juga di bagi sesuai dengan kebutuhan, jadi ketika ramadhan tiba, dan pembantu pulang, kakak bertugas menyiapkan sahur, saya dan adik merapihkan setelah sahur. Siangan dikit kakak memasak, adik mencuci, saya tukang setrika. Sampai kesepakatan rotasi berikut...

Silmy Risman | #SilmyShares:

#SilmyShares: Bersyukur itu seperti cinta. Tidak banyak makna jika cuma berbentuk kata-kata. Ia lebih nyata jika ditunjukkan lewat perilaku dan sikap kita. Saya beri contoh ya. Kalau ada pasangan A, yang suaminya bilang "I love you deh Say.." setiap hari tapi sikapnya kasar atau bahasa tubuhnya tidak hangat dan sering nyindir atau marah.. Dan pasangan B yang suaminya jarang memberikan kata-kata cinta tapi sering senyum, suka memuji dan ringan dalam membantu urusan anak atau pekerjaan di rumah.. Dalam jangka panjang, pilih mana? Nah sama dengan bersyukur. Kalau cuma menyatakan diri sebagai hamba tuhan yang bersyukur tapi setiap hari mengeluh, iri, dan ngomongin orang... Mana syukurnya? Nggak dihitung dan pastinya (apalagi bagi orang-orang sekitar) tidak terasa. Syukur itu harus sempat. Jangan hanya dalam doa setelah shalat (yang kadang itupun masih suka telat hehehe). Mulai bersyukur dari hal-hal kecil; masih punya tempat tinggal, bisa garuk kalau gatal (bayangin kalo nggak ...

Wina Risman | Memasukkan anak sekolah:

Memasukkan anak sekolah: Untuk anak atau ibu? Iya, saya paham. 10 menit keheningan terkadang sangat diperlukan seorang ibu,untuk tetap waras. Apalagi mereka yang mempunyai dua balita dibawah satu atap. Rangkaian pekerjaan yang sudah tersusun rapi di otak, detik ketika kita bangun pagi, seakan sudah menjadi otomatis tersedia. Satu menyambung dengan yang lainnya, hingga tak terasa, sudah waktunya mentari tenggelam lagi. Bahkan, setelah malampun tiba, masih ada sederet dua benda tersisa yang mesti diselesaikan, sebelum akhirnya tubuh mendapatkan haknya untuk baring dan kaki untuk selonjoran. Iya saya paham. Hanya saja, berangkat dari kepenatan harian yang sudah menahun, membuat seorang ibu seakan-akan merasa punya alasan, kenapa buah hatinya mesti segera disekolahkan. Sudah bosan di rumah Biar belajar bergaul Menstimulus berbicara Belajar sharing dan bermain bersama Anaknya sudah minta dll, dll... Sebetulnya, jika ditanya, terutama pada ibu yang menyekolahkan anaknya diusia 3th atau sebe...