Langsung ke konten utama

Ayah Bunda, adakah yang mengenal baik apa saja yang Yayasan Kita dan Buah Hati (YKBH) lakukan? Yuk, berkenalan lebih dalam dengan Yayasan Kita dan Buah Hati (YKBH) :)

Ayah Bunda, adakah yang mengenal baik apa saja yang Yayasan Kita dan Buah Hati (YKBH) lakukan? Yuk, berkenalan lebih dalam dengan Yayasan Kita dan Buah Hati (YKBH) :)

[PROFIL YAYASAN KITA DAN BUAH HATI]

Yayasan Kita dan Buah Hati (YKBH) dikenal sebagai lembaga yang menyebarluaskan pengetahuan dan keterampilan ilmu parenting berbasis perkembangan otak & berlandaskan Islam. Didirikan pada tahun 1998 oleh Elly Risman, Neno Warisman dan Erry Soekresno, dengan visi mendorong terwujudnya kehidupan keluarga Indonesia yang bahagia, melalui pengasuhan yang benar, baik dan menyenangkan.

Saat ini, Yayasan Kita dan Buah Hati aktif melakukan program pendidikan melalui Elly Risman Parenting Institute, Divisi Anak dan Remaja, serta penerbitan buku-buku parenting. Kemudian program konsultasi, bekerja sama dengan rumah sakit dan psikolog, membantu penanganan kasus-kasus seputar hubungan keluarga serta adiksi pornografi melalui klinik psikologi di RSIA Kemang Medical Care, Jakarta dan di kantor Yayasan Kita dan Buah Hati, Bekasi. Juga program advokasi dan sosial melalui penelitian tentang issue-issue parenting hingga partisipasi sebagai tim ahli di berbagai kelompok kerja pemerintah dalam hal advokasi kebijakan yang pro keluarga dan pro anak.

Konsistensi Ibu Elly Risman, pendiri sekaligus Direktur Eksekutif Yayasan Kita dan Buah Hati, sebagai psikolog yang fokus pada parenting dan pendidikan anak selama lebih dari 25 tahun, menuai kesempatan baik dan berbagai penghargaan. Diantaranya menjadi perwakilan Indonesia untuk Sidang PBB,di Wina, Austria, tahun 2011, penghargaan dari The Lighted Candle Society yang berkedudukan di Utah, USA, tahun 2013, Tupperware She Can Award 2013, Elshinta Award 2014, The Inspiring Woman dari Wardah Award tahun 2015, serta Gerakan Indonesia Beradab 2017.

Cek Video Profil : bit.ly/profilYKBH

Website : kitadanbuahhati.co
Fanpage : Yayasan Kita dan Buah Hati
Instagram : @kitadanbuahhati
Twitter : @kitadanbuahhati
Youtube : Yayasan Kita dan Buah Hati


Ditulis Pada: 07 August 2017, Pukul: 11:31:02

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sarra Risman | Saya dibesarkan dengan tujuan. Ada target, ada finish line, ada goal. Tidak sekedar menjadi ‘anak shalihah yang berguna bagi keluarga, agama, dan bangsa’, seperti doa-doa umum yang seri

Saya dibesarkan dengan tujuan. Ada target, ada finish line, ada goal. Tidak sekedar menjadi 'anak shalihah yang berguna bagi keluarga, agama, dan bangsa', seperti doa-doa umum yang sering kita katakan ketika mendengar berita kelahiran seorang bayi. Dari saya kecil, ibu saya tampaknya sudah mengikuti 'developmental milestone' yang menjelaskan bahwa anak usia segini, seharusnya sudah bisa begini. Kami dapat tugas khusus masing-masing, seperti kakak jadi tukang cuci baju, saya ahli cuci kamar mandi, dan adik sapu dan pel. Tugas tersebut berotasi sesuai usia, kebutuhan, dan (karena kami hidup nomaden) tempat tinggal. Tentunya rumah di Amerika, yang tertutup karpet dari ujung ke ujung, tidak membutuhkan sapu dan pel. Tugas juga di bagi sesuai dengan kebutuhan, jadi ketika ramadhan tiba, dan pembantu pulang, kakak bertugas menyiapkan sahur, saya dan adik merapihkan setelah sahur. Siangan dikit kakak memasak, adik mencuci, saya tukang setrika. Sampai kesepakatan rotasi berikut...

Silmy Risman | #SilmyShares:

#SilmyShares: Bersyukur itu seperti cinta. Tidak banyak makna jika cuma berbentuk kata-kata. Ia lebih nyata jika ditunjukkan lewat perilaku dan sikap kita. Saya beri contoh ya. Kalau ada pasangan A, yang suaminya bilang "I love you deh Say.." setiap hari tapi sikapnya kasar atau bahasa tubuhnya tidak hangat dan sering nyindir atau marah.. Dan pasangan B yang suaminya jarang memberikan kata-kata cinta tapi sering senyum, suka memuji dan ringan dalam membantu urusan anak atau pekerjaan di rumah.. Dalam jangka panjang, pilih mana? Nah sama dengan bersyukur. Kalau cuma menyatakan diri sebagai hamba tuhan yang bersyukur tapi setiap hari mengeluh, iri, dan ngomongin orang... Mana syukurnya? Nggak dihitung dan pastinya (apalagi bagi orang-orang sekitar) tidak terasa. Syukur itu harus sempat. Jangan hanya dalam doa setelah shalat (yang kadang itupun masih suka telat hehehe). Mulai bersyukur dari hal-hal kecil; masih punya tempat tinggal, bisa garuk kalau gatal (bayangin kalo nggak ...

Wina Risman | Memasukkan anak sekolah:

Memasukkan anak sekolah: Untuk anak atau ibu? Iya, saya paham. 10 menit keheningan terkadang sangat diperlukan seorang ibu,untuk tetap waras. Apalagi mereka yang mempunyai dua balita dibawah satu atap. Rangkaian pekerjaan yang sudah tersusun rapi di otak, detik ketika kita bangun pagi, seakan sudah menjadi otomatis tersedia. Satu menyambung dengan yang lainnya, hingga tak terasa, sudah waktunya mentari tenggelam lagi. Bahkan, setelah malampun tiba, masih ada sederet dua benda tersisa yang mesti diselesaikan, sebelum akhirnya tubuh mendapatkan haknya untuk baring dan kaki untuk selonjoran. Iya saya paham. Hanya saja, berangkat dari kepenatan harian yang sudah menahun, membuat seorang ibu seakan-akan merasa punya alasan, kenapa buah hatinya mesti segera disekolahkan. Sudah bosan di rumah Biar belajar bergaul Menstimulus berbicara Belajar sharing dan bermain bersama Anaknya sudah minta dll, dll... Sebetulnya, jika ditanya, terutama pada ibu yang menyekolahkan anaknya diusia 3th atau sebe...