Langsung ke konten utama

#20 Tujuan Pengasuhan– Blueprint 3 : MENDIDIK ANAK MENJADI AYAH DAN IBU YANG BAIK (part 3)

#20 Tujuan Pengasuhan– Blueprint 3 : MENDIDIK ANAK MENJADI AYAH DAN IBU YANG BAIK (part 3)
.
.
Kita sudah bersepakat bahwa anak kita perlu dipersiapkan kemampuannya sedikit demi sedikit sejak kecil agar kelak menjadi ayah dan ibu yang baik, selain ia mengandalkan instingnya sendiri.

Agar berperan baik, selain mendidiknya mampu berkomunikasi sesuai Alquran mengajarkan dan bagaimana kaidah otak bekerja seperti yang sudah kita bahas di artikel sebelumnya, kita perlu mendidik anak kita memiliki kemampuan Berpikir, Memilih, dan Mengambil keputusan (BMM).

Kemampuan BMM memiliki musuh utama : kalimat perintah.
Lho, bukannya Allah banyak menggunakan kalimat perintah di Al Quran? Ya, karena untuk menjalankan perintah Allah tidak butuh proses berpikir. Untuk melaksanakan perintah, kita hanya perlu iman dan taat, sami'na wa atho'na.

Sekarang, perhatikan kalimat-kalimat Allah tentang anjuran berpikir, Allah menggunakan kalimat naratif yang menjabarkan informasi tertentu. Dalam beberapa ayat lalu ditutup dengan kalimat tanya : "Tidakkah kamu berpikir?"

Maka, kata kunci untuk melatih kemampuan berpikir adalah memberikan PENJELASAN terhadap sesuatu (reason why) dan gunakan KALIMAT TANYA.
Kapan penjelasan diberikan? Saat suasana santai, bisa juga saat dating time. Bukan saat kejadian tertentu sedang berlangsung atau saat emosi kita mulai terpancing.

Dalam prakteknya, misal anak kita sulit sekali untuk mandi dengan kesadaran sendiri. Alih-alih mengucapkan kalimat perintah, "mandi sekarang!", gunakan kalimat tanya yang membahas penjelasan yang sudah kita berikan sebelumnya "sekarang waktunya apa? Kenapa kok masih belum mandi? Kalo tidak mandi apa konsekuensinya?".

Untuk melatih BMM, selalu berikan ruang kepada anak untuk memilih sikapnya sendiri, kecuali untuk hal-hal yang melanggar syariat. Ingatkan juga tentang segala konsekuensi dari pilihan-pilihannya. Membiarkan anak memilih padahal kemampuan berpikirnya belum sempurna bisa berbahaya juga.
Melatih anak berpikir dan mempertimbangkan konsekuensi dari pilihan dapat melatih bagian otak yang membedakan manusia dengan binatang (Prefrontal Cortex atau PFC). Matangnya PFC penting bagi manusia karena bagian ini lah yang menjadi pusat kendali diri.
Repot? Butuh sumbu lebih panjang? Butuh stok sabar segunung? Butuh energi ekstra untuk waras? Iya memang, yang instan-instan memang enak dan menggoda ya, seperti indomi* #eh
Bagi anak laki-laki, untuk menjalankan perannya kelak dengan baik, perlu juga dibekali kemampuan hidup mandiri dan keterampilan mencari nafkah, kemampuan menunjukkan kasih sayang, kemampuan bekerjasama dan membangun kekompakan keluarga, serta kemampuan membentuk kultur dalam keluarga.
Kita akan bahas di artikel berikutnya. Simak terus ya :)
~~~~~
Mulai hari ini (14/06/16), kami akan memposting serial artikel setiap hari Selasa. Silakan dibagikan kepada saudara, sahabat, dan orangtua dari teman anak-anak kita. Because sharing is caring.

Ditulis Pada: 19 April 2017, Pukul: 05:35:27







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sarra Risman | Saya dibesarkan dengan tujuan. Ada target, ada finish line, ada goal. Tidak sekedar menjadi ‘anak shalihah yang berguna bagi keluarga, agama, dan bangsa’, seperti doa-doa umum yang seri

Saya dibesarkan dengan tujuan. Ada target, ada finish line, ada goal. Tidak sekedar menjadi 'anak shalihah yang berguna bagi keluarga, agama, dan bangsa', seperti doa-doa umum yang sering kita katakan ketika mendengar berita kelahiran seorang bayi. Dari saya kecil, ibu saya tampaknya sudah mengikuti 'developmental milestone' yang menjelaskan bahwa anak usia segini, seharusnya sudah bisa begini. Kami dapat tugas khusus masing-masing, seperti kakak jadi tukang cuci baju, saya ahli cuci kamar mandi, dan adik sapu dan pel. Tugas tersebut berotasi sesuai usia, kebutuhan, dan (karena kami hidup nomaden) tempat tinggal. Tentunya rumah di Amerika, yang tertutup karpet dari ujung ke ujung, tidak membutuhkan sapu dan pel. Tugas juga di bagi sesuai dengan kebutuhan, jadi ketika ramadhan tiba, dan pembantu pulang, kakak bertugas menyiapkan sahur, saya dan adik merapihkan setelah sahur. Siangan dikit kakak memasak, adik mencuci, saya tukang setrika. Sampai kesepakatan rotasi berikut...

Silmy Risman | #SilmyShares:

#SilmyShares: Bersyukur itu seperti cinta. Tidak banyak makna jika cuma berbentuk kata-kata. Ia lebih nyata jika ditunjukkan lewat perilaku dan sikap kita. Saya beri contoh ya. Kalau ada pasangan A, yang suaminya bilang "I love you deh Say.." setiap hari tapi sikapnya kasar atau bahasa tubuhnya tidak hangat dan sering nyindir atau marah.. Dan pasangan B yang suaminya jarang memberikan kata-kata cinta tapi sering senyum, suka memuji dan ringan dalam membantu urusan anak atau pekerjaan di rumah.. Dalam jangka panjang, pilih mana? Nah sama dengan bersyukur. Kalau cuma menyatakan diri sebagai hamba tuhan yang bersyukur tapi setiap hari mengeluh, iri, dan ngomongin orang... Mana syukurnya? Nggak dihitung dan pastinya (apalagi bagi orang-orang sekitar) tidak terasa. Syukur itu harus sempat. Jangan hanya dalam doa setelah shalat (yang kadang itupun masih suka telat hehehe). Mulai bersyukur dari hal-hal kecil; masih punya tempat tinggal, bisa garuk kalau gatal (bayangin kalo nggak ...

Wina Risman | Memasukkan anak sekolah:

Memasukkan anak sekolah: Untuk anak atau ibu? Iya, saya paham. 10 menit keheningan terkadang sangat diperlukan seorang ibu,untuk tetap waras. Apalagi mereka yang mempunyai dua balita dibawah satu atap. Rangkaian pekerjaan yang sudah tersusun rapi di otak, detik ketika kita bangun pagi, seakan sudah menjadi otomatis tersedia. Satu menyambung dengan yang lainnya, hingga tak terasa, sudah waktunya mentari tenggelam lagi. Bahkan, setelah malampun tiba, masih ada sederet dua benda tersisa yang mesti diselesaikan, sebelum akhirnya tubuh mendapatkan haknya untuk baring dan kaki untuk selonjoran. Iya saya paham. Hanya saja, berangkat dari kepenatan harian yang sudah menahun, membuat seorang ibu seakan-akan merasa punya alasan, kenapa buah hatinya mesti segera disekolahkan. Sudah bosan di rumah Biar belajar bergaul Menstimulus berbicara Belajar sharing dan bermain bersama Anaknya sudah minta dll, dll... Sebetulnya, jika ditanya, terutama pada ibu yang menyekolahkan anaknya diusia 3th atau sebe...